Bugis Wedding Love Story, 901 & 951 day

   Berawal dari janjian yang disepakati dari dua orang bertambah jadi tiga seterusnya dan akhirnya rombongan kami berjumlah total 13 orang. Wow bukan, niat kali anak STAPALA kondangan.
Pernikahan kak Palpi dan Gamping adalah hal yang sangat sayang untuk dilewatkan, dua duanya adalah senior ku di STAPALA yang sudah kuanggap kakak sendiri. Mereka menikah pada akhirnya setelah melewati drama kisah cinta mereka yang ya begitulah hahaha. Terharu dan excited membuatku bergabung dalam geng kondangan ini jauh jauh dari pulau sebelah. Rombongan kami datang dalam dua sesi yaitu siang dan malam, sempat berdesakan di mobil dan diisi sebelas orang dengan bawaan penuh, totally insane. Akhirnya kami menyewa dua mobil menuju Pare pare dimana pernikahan akan berlangsung.

Sampai di tempat mempelai lewat tengah malam kami disambut dengan sukacita, two  of our ‘kakak ketemu gede’ are getting married. How can’t we be happy for both?
Kami menginap di tempat tante Kak Palpi setelah melewati tiga jam perjalanan dan tidur jadi satu di ruang depan. Berasa makrab ya, tapi ini nginap di tempat calon pengantin. Terlihat sorot muka Gamping yang penuh kebahagiaan, ciee nikah.

Upacara pernikahan dengan adat Bugis sangat menarik untuk diikuti dari awal proses hingga selesai. Sayangnya kami datang terlambat dan terlewatkan menyaksikan prosesi Mapacci (upacara pemberian pacar bagi mempelai wanita, pacar atau pewarna kuku yang dimaksud diberikan sebagai salah satu rangkaian prosesi pernikahan). Pada mempelai pria juga diadakan upacara terpisah untuk pemberian doa yang dilakukan, pembekalan bagi calon  pengantin sebelum menghampiri mempelai wanita di lokasi akad.

   Untuk akad nikah pun dilakukan hanya antara pengantin pria dan bapak mempelai wanita, setelah dinyatakan sah mengucapkan ijab kabul waktunya mempelai pria menjemput pengantin wanita di kamar rias. Dalam penjemputan ini pengantin pria diringi rombongan dan masih ada lagi rangkaian adat yang harus dilalui.
Pengantin pria dipersilahkan untuk mengecup kening istrinya dan menyentuh bagian yang dipercaya memiliki lemak paling banyak, yang entah aku tak bisa melihat karena terlalu penuh sesaknya pengunjung. Rangkaian upacara adat pernikahan Bugis ini selalu diselingi pertunjukan tarian di setiap step nya, tariannya bagus, pernikahannya meriah, tamu senang, mempelai pun riang

Bahagia kami menjadi tamu undangan, menyaksikan kedua kakak kami akhirnya bersanding di pelaminan.
Happy Bugis Wedding Day, 901 &951, semoga selalu bersama, bahagia dan penuh cinta~~

Sampai ketemu di nikahan selanjutnya ~