Travelanggi NZ Winter Trip Part 5 (Dirgahayu Indonesia & Hooker Valley Trekking)

Day 7 Kamis, 17 Agustus 2017
   To be waiting for todays trekking and it’s raining hard this morning is sad time to me. Yang dinanti nanti ternyata ga bisa terlaksana, man only can plan while God decides. That’s what happens. Pagi ini aku mendapati hujan deras mengguyur Wanaka dan kami harus check out pukul 10 pagi ini juga. Baiklah, sepertinya memang belum rejeki kami berkunjung ke Roys Peak. Who know someday I’ll be coming back again, campervan maybe :” Masak pagi sebelum pergi dan bertemu sebuah keluarga asal Indonesia dengan ketiga anaknya melakukan roadtrip dengan membawa bayi mereka yang usianya masih belum setahun, how cute.

sarapan dulu ~

Tips 1 : Selalu siapkan rencana cadangan setiap pergi. We never know how the weather suddenly changes. Paling engga installah aplikasi pembaca cuaca seperti Weather Forecast agar bisa memprediksi trip mau kemana kalau opsi A gagal.

Tips 2 : Bawalah sepatu boots atau sepatu trekking, minimal yang ga gampang nembus bahannya jika berniat trekking dan di musim dingin seperti kami. Untungnya sih batal, jadi pakai sneakers tak terlalu masalah.

   Moving lagi karena gagal trekking dan kami berkeliling Wanaka sambil mikir mau ke mana. And hey, stomachache strikes just in the right time and force me walking further to find toilet. Kesiksa banget rasanya kaya lihat kamu jalan sama yang lain :” Kami berempat menuju Lake Wanaka yang ternyata amat sangat dekat dari lokasi kami menginap. Niat hati mau cari foto bagusnya Lake Wanaka kok pas ga kece kaya yang difoto orang orang ya, mungkin karena aku amatir ya? Bukan, karena hujan daripada kamera basah kan mending ngiyup. Hahaha. Kami belanja ke supermarket sekalian hingga ide untuk “yang penting jalan aja dulu nanti pasti ada yang bisa dikunjungin” kind of mind membawa kami ke Cardrona sebuah daerah yang terkenal dengan pagar beha nya membuat kami tertawa bahagia hari ini. Pakai jaket lagi setelah basah hujanan aku belanja bareng Wahid sementara Mas Try dan Ridho mager di mobil -__-

mukanya biasa aja dong mbak

muka muka bahagia walaupun hari hujan

bang jangan ngelamun bang

that Wanaka tree, alone but stand still

   Well, memutuskan ke Cardrona adalah hal yang membuatku jadi recehan hari ini. Do you know what is recehan in my dictionary? Being happy over small things. That sounds nice, right? Tapi kenyataannya ga selalu menyenangkan begitu. Seperti waktu kami memutuskan untuk memasuki area ski yang ternyata bersalju tebal. Jalan menanjaknya cukup tebal dan harus ekstra hati hati ketika menuju Ski Area. Oh damn, I am so happy for seeing the snow for the first time after 25 years of my life. Sayang eh lupa bawa sirop buat bikin es serut. Sakarepmu Nggik! Cardrona cukup membahagiakan untuk dikunjungi setelah gagal trekking ke Roys Peak karena bisa dipastikan salju tebal masih menyelimuti. Setelah rembugan mau ski apa engga akhirnya kami ga jadi ski kan di Bintaro ada juga itu ice skating pliss, aku lebih pengen skydiving yang akhirnya batal kulakukan juga. Wacana dan lagi lagi wacana untuk skydiving karena cuaca South Island akhir akhir ini memburuk kaya suasana hati.

way to Cardrona, licin bersalju

recehan mainan salju

Tips 3 : Cardrona Ski Resort ini adalah salah satu area bersalju yang biasa digunakan untuk para atlet ski berlatih. Pengunjung juga bisa memakai arena ini untuk sekedar bermain ski. Ada gondola yang akan membawa pengunjung naik untuk bermain ski dari atas. Biaya untuk sekali ski $110 all in. Jadi bagi yang ingin naik gondolanya saja tanpa bermain ski, pikir lagi ya. Mending sekalian 😀

   Selain ke area ski yang bersalju kami mengunjungi Bra fence di Cardrona, namanya Bradrona. Pagar beha ini dibuat bukan tanpa tujuan,, tetapi untuk fund raising dan support terhadap penderita breast cancer. So to show your support you can donate di kotak warna pink di dekat pagar dan cantolkan salah satu bra mu sebagai wujud support. Di sepanjang pagar yang membentang isinya beha dan beha, mau ikut nyumbang tapi nanti stok ganti beha wa berkurang. Jadilah kami foto foto alay dengan beha beha ini.

yang dipost yang tanpa orangnya aja biar ga menghancurkan image haha

<3

long long road that leads towards you

perjuangan untuk foto di tengah jalan macam ini

cewek judes style

Perjalanan kami berlanjut ke Twizel, sebuah kota kecil yang sepi tapi tempat tinggal paling nyaman kami adalah waktu di kota ini. Melewati Lindis Pass dalam perjalanan dan menyempatkan jepret jepret sebentar dan sholat sebelum sampai di Twizel. Dan benar saja sampe Twizel kotanya suwung banget saking sepine, masih ramean Grabag :” Kami masak masak malam ini, yeay bahagia sekali rumah kami dua hari nanti bakal sangat nyaman karena luas dan lengkap isinya (kecuali setrika). Harusnya malam ini main UNO, tapi ternyata cowok cowok ini malah sibuk sendiri. Tinggal lah aku sama Mas Try di depan TV dan berusaha menghibur tapi mukaku udah terlanjur ketekuk. Kzl deh giliran Wahidnya ada Ridhonya kemana, begitu seterusnya bawa UNO nya jadi mubadzir 🙁 Padahal tadi janjiannya habis dimasakin mau main kartu, yasudahlah. Maklum aja laki laki memang begitu.  Tidur tengah malam di sofa dengan playlist di tv yang mengiringi mata kriyip kriyip ini merem sempurna sementara yang lain di dua ruangan lainnya entahlah ~

Tips 4 : Jika berniat melanjutkan perjalanan ke Christchurch, Twizel bisa menjadi pilihan untuk tinggal karena letaknya di jalur menuju Christchurch. Twizel merupakan kota kecil yang sepi, jika berniat belanja dan makan di luar sebaiknya lakukan sebelum jam 8 malam. You know lah saking sepinya boy.

Day 8 Jumat, 18 Agustus 2017
Siap untuk trekking Hooker Valley, cuaca hari ini cukup bersahabat. Oh bahagianya~ Hooker Valley hanya satu jam tempuh dari Twizel dan rute trekkingnya aman untuk pemula. Tinggal ikuti treknya sampailah kita di pelaminan ujung trek dengan pemandangan iceberg nya yang bikin bahagia. Butuh waktu lima jam untuk pulang pergi trekking Hooker Valley ini, bergantung pada seberapa sering kalian berhenti untuk foto foto dan mager atau enggaknya jalan. Memandang pemandangan gunung – gunung berselimut es sungguh membuat bahagia, sayang sekali angin terlalu kencang bertiup, jalan pun sempat terhuyung huyung. But overall trekking ke Hooker Valley sangat recommended, viewnya ga bikin bosan.

drunken crane is gonna go home

jembatan semacam inilah yang akan dilewati untuk menuju akhir trek Hooker Valley

cakep ya, ga ada yang ga cakep di sini mah

kademen tapi bahagia

Tips 5 : Perkirakan waktu sebaik mungkin untuk trekking menyusuri Hooker Valley, paling tidak lima jam diperlukan untuk berangkat dan pulang. Jangan lupa juga bawa jaket tebal ketika datang di musim dingin, angin bertiup dengan kencang. Jangan lupa bawa perbekalan seperlunya karena di sepanjang trek tidak ada yang berjualan nasi uduk kaya di Gunung Gede Pangrango :” You know what you need and what you wanna eat.

udah kaya gengnya Meteor Garden belum?

   Dari pukul sepuluh pagi sampai setengah empat sore kami selesai trekking di Hooker Valley. Lake Tekapo dan Lake Pukaki adalah tujuan kami selanjutnya. Sayang sekali hari mulai gelap ketika kami sampai di Lake Pukaki yang akhirnya gak foto dan cuma lewat. Kami berhenti di Lake Tekapo sesaat sebelum hari gelap, Church of God Shepherd yang terkenal itu pun ramai pengunjung. But it was all fine. Paling engga udah pernah ke sana, udah gitu aja. Mungkin kalau kami datang ketika hari masih cerah pemandangannya pasti bagus.

in the famous Church of God Sheperd

Kembali ke penginapan untuk masak dan membereskan barang agar paginya kami bisa berangkat lebih awal. Karena terlalu capek dan excited upload foto foto ke social media, mau mandi pun malas rasanya. Karena pikiran udah entahlah bahkan ditanya bawa sisir apa engga pun jawabnya asal, aku ga bawa sisir kalo nyisir pake jari aja cukup. Ya Allah Nggi please, padahal sisirnya nyingsal ternyata ketemu pas yang nanya udah dapet pinjeman sisir. Mbok yang cewek dikit napa  -__-
Niat tidur lebih cepat malam ini berakhir wacana, terlalu banyak krusek krusek dan mainan hp membuatku baru tidur jam  dua pagi padahal kami harus berangkat ke Christchurch yang jarak tempuhnya cukup jauh.

Tips 6 : Sebisa mungkin buang jauh jauh handphone ketika besoknya harus perjalanan jauh. Daripada harus gelagepan ketika bangun kaget dan kurang tidur karena kelamaan begadang untuk yang ga perlu. Etapi terserah sih, tergantung kebiasaan masing masing aja ~

To Be Continued in the next post ~

Cheese!

 

New Zealand road trip also can be found here :

Part 1 Preparation

Part 2 KL to AKL

Part 3 Hobbiton and Bungee Jump

Part 4 Millford and the Glacier

Part 6 The Goodbye NZ