Travelanggi Turkiye Solo Trip – Part 4 Selcuk si kota Nyaman

kota Selcuk yang tenang

Setelah hampir ketinggalan kereta dan kebingungan mencari tempat duduk, aku bisa bernapas lega karena anak SMA di sampingku sangat ramah dan welcome dengan kedatanganku. Kami banyak mengobrol menggunakan Google translate, again :” Namanya Hilal, dia masih kelas dua SMA dan sangat excited belajar bahasa Inggris sebenarnya. Sebelum pergi dia memberiku beberapa informasi stasiun pemberhentian yang harus kutuju agar tidak kebablasan sampai Izmir.

Benar saja setelah Hilal turun, beberapa stasiun kemudian aku turun dan bergegas ke hostel. Malam ini aku menginap di ANZ Guest House di mana Mbak Wahyu dan kawan kawan akan menginap keesokannya. Sepi sekali ya Tuhan Selcuk ini, ditambah hari semakin gelap. Aku berjalan sendirian menembus rintik hujan yang makin deras dan dingin. Perut yang keroncongan membawaku ke kedai makan di perempatan kota. Let’s eat well and sleep well tonight Anggi. Bergegas kembali ke guest house dan tidak menyadari kalau dua sobat Brazilku ternyata datang dan menginap di kamar yang sama. Bahagia dan heboh rasanya aku, Patricia dan Dayane berteriak saking girangnya. Sepanjang malam aku dan Dayane menceritakan pengalaman kami masing – masing tentang cowok cowok Turki yang mendekat selama kami ngetrip di Turki. ” Look this is how the boy seduced me. Isn’t it funny?”
” Seriously it’s a bullshit Lol. Look, this is how they talked to me.” Omagat, so funny, dasar womanizer! Bahkan Patricia tak hentinya tertawa mendengar kami berdua merutuki laki – laki mesum itu. Cukup menghibur rasanya bagiku yang baru saja mendekap kerugian karena lensa kamera ini.

         

Day 7 Monday, April 8th 2019
Selamat pagi Selcuk, kami bertiga sarapan bersama para tamu guest house lainnya sebelum berjalan menyusuri kota. Pack things, nitip tas, dan siap menyusuri kota Selcuk yang masih setengah siap menyambut hari. Kami memulai perjalanan dengan nyasar, tak tanggung tanggung setelah berkilo kilo meter jalan kaki ternyata kami menuju arah sebaliknya dari Ephesus. Beberapa kilometer berjalan dengan cuaca yang mulai menghangat lumayan lelah rasanya. Kami sampai juga di Ephesus setelah satu jam .

Ragu ragu akan masuk atau tidak, akhirnya kami bertiga masuk ke objek bersama. Sayang sekali theater Roma yang bersejarah sedang direnovasi, ramai pengunjung so here we go walking around and enjoy seeing the historical ruins. Tak lupa kami mampir ke Gereja St Marry yang berada di dekat areanya. Sudah mbayar Nggik, harus dieksplore lebih ya. Aku memilih untuk ndomblong di luar menanti Patric dan Day sambil memikirkan tempat tinggalku nanti di Istanbul. Well, setelah Ephesus kami memutuskan untuk naik Dolmus (atau angkot nya Turki) menuju pusat Selcuk dengan membayar 4 Turkish Lira atau 12 rebuan saja. Istirahat sebentar sambil makan sandwich kami bertiga merecharge tenaga sebelum explore kota lagi.

Menghitung sisa waktu yang ada, kami memilih Sirince dan pergi bersama sama. Yeyy! Cukup naik dolmus dari kota dengan jarak tempuh tak sampai setengah jam here we are in Sirince, sebuah desa wisata yang cantik dan terkenal dengan wine tastingnya. Banyak deretan toko berjejer di sepanjang gang gang cantik di Sirince village. Sayang sekali kami hanya mampir sekian jam dan tidak sempat mencicipi makan di restoran ataupun wine karena tergoda eskrim Turki. Tebak karena apa~ Dayane duduk di sebelah seorang owner toko eskrim ketika kami berada di dolmus dan kami bertiga bercakap dengan bahasa Inggris sambil bercanda tentang Day yang berusaha bersandar dan pura – pura tidur. Lol dan dia paham semua omongan kami bertiga. Jadilah kami mampir di ujung perjalanan kami. Well, harga eskrimnya lumayan mahal dibanding yang lain. Wajar lah ya, namanya juga tempat wisata. Ditambah ownernya ganteng, jadi makin mahal deh :v

Tanpa berpamitan dan menunggu Day yang tersipu, aku dan Patricia sibuk makan eskrim. Dolmus sore ini siap membawa kami kembali ke kota untukku melanjutkan perjalanan selanjutnya.

 

Beres dengan tiket bus untuk kembali ke Istanbul, aku berpamitan pada duo kesayangan, pemilik guest house yang ramah dan sangat helpful, serta rombongan Mbak Wahyu tersayang yang baru saja datang. Aku naik bus menuju Istanbul pukul 8 malam, dengan jarak tempuh normal sekitar 12 jam. Rasanya kaya ngebis dari Magelang mau ke Jakarta ini mah. Tak sabar rasanya kembali ke Istanbul karena banyak hal yang kulewatkan dan ingin kulakukan. Aku menikmati perjalananku ke Istanbul ini dengan muka cengar cengir karena banyak obrolan menghibur. Well, see you Istanbul I’ve been missing you crazily. Let’s have better sleep tonight before enjoying the city again.

 

Cheers,

Travelanggi