Travelanggi Turkiye Solo Trip – Part 5 My Istanbul Love Story

two elder people are sitting side by side in the bench

Day 8 Tuesday, April 9th 2019
Selamat pagi Istanbul yang masih setengah terlelap. Aku yang kebingungan akhirnya sampai, sendirian lagi. Malam ini aku akan menginap di Taksim dan bertemu beberapa orang yang rencananya akan kutemui tapi kita lihat nanti kinda meet up. Pagi masih pagi, dari Istanbul Esenler Otogar menuju Taksim aku perlu berganti tram dan berjalan kaki yang cukup lumayan. Sementara orang orang yang kutanyai selalu saja menjawab taksi taksi, abla, ride taksi. No no, aku maunya naik metro aja. Dan setelah jalan kebingungan aku pun menemukanmu, metro station.

how I love Istanbul MRT

Tips : Letak metro station tidak pada gedung yang sama dengan bus berhenti. Jalanlah keluar lurus menuju gedung lainnya yang banyak terdapat penjual makanan. Turun satu lantai untuk naik metro menuju pusat kota.

maknaan ini namanya menemen, kalo kamu ma ex men ~

   Takgendong ke mana mana, carrierku sayang yang sudah mulai kotor ini. Setelah berganti metro dan sampai Taksim, PR ku selanjutnya adalah menemukan lokasi hostelku berada. Wanna cry, aku berjalan ke arah tak tentu dan tidak segera menemukan. Sedih banget ya Tuhan, sendirian nyasar pun. Dua blok setelah kesasar akhirnya aku menemukan hostelku. Reception desk yang baik hati pun mengijinkanku early check in. Rejeki anak soleha ya Nggik, bisa mandi dan beberes sebelum keluar lagi.

people walking in Grand Bazaar

Grand Bazaar has many entrance gates, make sure to remember it

one fine walk near Bazaar

Banyak sekali tempat di Istanbul yang tak bisa kukunjungi dalam waktu singkat, sedih sih. Mungkin next time harus kembali lagi, tulip yang mekar pun terlewat karena ceroboh ketiduran ketika cruising minggu lalu padahal bisa saja aku ke Emirgan. Rencana hari ini menuju Topkapi Palace pun batal karena tutup. Aku janjian dengan Patricia dan Dayane untuk ke Haghia Sophia dan Sultanahmet lagi. Aku tak punya banyak waktu lagi, Haghia Sophia adalah satu yang tak boleh dilewatkan so here I go alone karena Day dan Patric tidak ikut masuk. Haghia Sophia yang sebelumnya merupakan gereja Orthodox Yunani, berubah fungsi menjadi masjid pada era Konstantinopel dan menjadi museum setelah Turki menjadi Republik pada 1923. Pada masa kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk, fungsi Haghia Sophia berubah sepenuhnya menjadi museum dan dibuka untuk umum. Meskipun begitu semua ukiran dan arsitekturnya tak ada satupun yang diubah.

Haghia Sophia from outside

Haghia Sophia inside, once a church , a mosque now a museum

harmonic pattern

people love to sit near Sultanahmet Camii area

Usai menjelajahi Haghia Sophia, eskrim adalah jajanan yang lagi lagi kumakan. Kapan lagi makan eskrim waktu dingin musim semi menggigit begini. Berfoto di depan masjid Sultanahmet dan Haghia lagi dan lagi dengan pemandangan tulip bermekaran bahagia sekali rasanya. Ya ampun gampang sekali bikin bahagia di Istanbul ini. Akhirnya melihat tulip walaupun bukan di Emirgan. Berjalan ke Gulhane Park dengan kamera yang sudah rusak, tak banyak objek yang bisa kufoto dengan maksimal hanya sekenanya dengan lensa yang tersisa. Ketika asik berjalan keliling, langit muram Istanbul pun turun hujan deras. Sedih banget dua hari terakhir kok malah hujan hujan 

bunga bunga mulai bermekaran ~

spring is here baby, the flowers blooming ~

Aku makan siang bersama Day dan Patric sambil menanti kabar dari teman teman meetup ku, baik dari Couchsurfing maupun Tinderdate lol. Ternyata hujan semakin deras, sudah pasrah lah kami di area Sultanahmet dan mulai kedinginan, untungnya heater di restoran bekerja dengan baik. Lumayan lah anget dikit. Sementara Day dan Patric sibuk janjian dengan Tinderdate mereka, aku makan dengan tak berselera karena dingin dan hujan.

how can I not be happy to see the flowers blooming this way

hey pretty things

Dari sekian orang yang membuat janji denganku, akhirnya aku memilih bertemu dengan salah satu member Couchsurfing yang paling mending dibanding yang lain. Namanya Sedat, dia adalah member Couchsurfing juga sepertiku. Kami bertemu di Taksim Square setelah sekian meetup kubatalkan karena aku terlalu lelah dengan orang orang demanding sebelumnya. Dan menurutku dia yang paling terlihat tidak mesum, I am sorry other boys whose being too direct I am not into you all. 

playing pose with Dayane

walking around with these two

Taksim malam hari menunjukkan sisi kota yang tak pernah tidur, seakan akan malam tak akan berakhir dan berganti pagi. Berjalan keliling kota di malam hari adalah hal yang sangat kusukai, bagian berjalan kakinya apalagi. Sedat mengajakku berkeliling Taksim, menunjukkan sisi lain kota dan juga pemandangan cantik Galata Tower yang sebelumnya tak sempat kulihat. Sayang sekali aku hanya punya kurang dari dua hari untuk menikmati kota bersejarah ini.
Kami berbicara seperti tak kehabisan kata, melompat dari topic yang satu ke lainnya tanpa ada jeda. Ketika sedang asik bicara, tiba tiba ada dua Mbak mbak Arab menghampiri dan nimbrung. Yasudah sepanjang jalan kaki aku tak banyak cakap lagi, sibuk melihat lihat pemandangan aja lah daripada bete. Sekian blok jalan kami lewati, Sedat paham kalau aku mulai tak nyaman. “ Tunggu sebentar ya kita antar mereka dulu. Setelah itu kita jalan lagi berdua. Kasian dua orang ini ga paham jalan.” Aku hanya mengangguk. Segera setelah di penghujung jalan dan berpisah dengan dua mbak – mbak tadi, kami berjalan lagi. Segitu cintanya sama jalan kaki, sayang saja dengkul kami sama sama ngilu karena kecelakaan yang dialami sebelum ini. Sayang sekali Istanbul terlalu luas untuk dijelajahi dalam waktuku yang sempit ini.

    Aku datang ke Turki setelah hati porakporanda ditinggal menikah dan sudah hampir tak ingin membuka hati lagi, lelah dengan patah hati dan lelaki. Mungkin semesta sedang mendukung malam ini, aku bertemu laki laki yang aku bahkan tak yakin akan kencani. Dia yang malu malu dan pendiam berbeda denganku yang terlalu banyak cakap ini. Anjay drama, tapi sumpah sih kalau sama sama suka mah even your eyes also speaking dude. Ada pepatah mengatakan, “ Eventually soulmates meet for they have the same hiding place.” Ada orang yang sudah sekian lama bersamamu tapi tak sedikitpun tumbuh rasa. Ada orang baru yang tak banyak bertemu tapi ketika ada kesempatan itu ada tak menyianyiakan waktu barang sedikitpun. Kami memanfaatkan sisa waktu yang ada di dua hari terakhirku di Turki.
Kami berpindah pindah tempat, jalan kaki, duduk, jalan, ketawa, saling memandang, diam, tersipu kemudian berbicara banyak lagi, sungguh malam yang penuh drama.

seeing the beauty, Galata

it was good, now I dunno

   Terakhir dia memperlihatkanku pemandangan kota dari balkon, kami menyesap cappuccino di coffee shop langganannya sembari menghangatkan badan. Kukira lelaki hampir di manapun sama, ada juga kode kode minta ditangkap maksudnya seperti yang sudah sudah. Aku bercerita padanya tentang betapa lelahnya aku dengan laki – laki, betapa malasnya aku patah hati lagi, dan ketidak inginanku membuka hati lagi. Malu malu tapi mau akhirnya dia menyatakan perasaannya padaku. Aku yang sebelumnya berjanji pada diri sendiri untuk mencoba berhubungan dengan laki – laki pun akhirnya mengiyakan tawarannya. Baiklah, kita lihat akankah kita berhasil dengan hubungan yang dimulai dan siap dipisahkan jarak ini. We will see. A month, two months, or a year? I’m not sure though but let’s try.

 

Cheers,

Travelanggi