Assalamualaikum Balikpapan ( Cerita Sedih jadi Pendatang)

Balikpapan hazy sunshine ~
 Jumat, 24 Juli 2015 adalah hari terakhirku di Temanggung, acara perpisahan yang diadakan pun berakhir dengan penuh sendu, akhirnya nangis juga karena berpisah dari kehidupan di kantor ini. Sembilan bulan bukan waktu yang sebentar, 8 orang ini pun akhirnya berpisah jalan, setelah acara selesai, salam salaman dan tangis – tangisan ditutup dengan makan bersama, akupun pulang duluan.
foto bareng Mas Jack, sohib selama jadi anak magang

 

byebye kepala kantor terselow sedunia, we’ll miss you ma’am ~

 

magangers 533 ~
Add caption
Masih harus packing, pijat karena kondisi fisik yang drop dan pamit ke sana sini, akhirnya malam terakhir di rumah sebelum berangkat aku pun sempat tumbang.
   Terbangun di pagi buta, bersiap berangkat dengan segala barang dipacking siap bawa ke bandara, diantar keluarga, nyess akhirnya pergi dari rumah juga, jadi orang dewasa juga hidup jauh. Perjalanan ke bandara Ahmad Yani hanya memakan waktu 90 menit, dua kali lebih cepat dari biasanya. Setelah pamitan dan berpisah dadah dadah di gate masuk dan ditangisi Edgard yang ikut mengantarku tanpa sandalan, aku pamitan. Sampai ketemu lagi bulan depan *amiin
fotonya jelek karena buru buru
   Overweight bagasi bikin dompet kering ditambah penerbangan transit di Jakarta yang delayed sukses membuat perjalananku tambah merana. Untung sih naik Garuda dan duduk di sebelah jendela, lumayan liat pemandangan ga kehalang penumpang lain dan makanannya enak :” Langit biru dan bersih lumayan membuatku terhibur, ditambah ada hiburan full music di layar yang sukses mengalihkan perhatianku dari sakitnya telinga sewaktu take off dan landing.
tasty meal small portion
pemandangannya :”
Selisih satu jam di zona waktu baru, 2.30 pm Borneo touchdown! Sampai di Balikpapan dengan telinga kiri terasa budeg. Dua jam hola holo di bandara nunggu barengan dan jemputan, nyaris jamuran. Akhirnya mereka datang, terimakasih Tuhan, dijemput dan ditebengi nginep di rumah Oliv sampai ada kejelasan.
ngegaul di Bpp
Malamnya aku, Andika dan Ismul yang baru datang diajak ngegaul ke E-walk, jadi anak gaul Balikpapan yeaay. Tapi shock berat dengan menu ayam penyet tapi sambalnya dijual terpisah, mahal pula, bikin mringis harganya T.T Untung sih ditraktir.
   Cerita kedatangan ke Balikpapan tak sebahagia bayanganku, ternyata kosan yang akan kutempati statusnya menjadi tak jelas karena penjaga kosan yang kelewat php dan budeg ku belum sembuh. Alhamdulillahnya ada Oliv dan mamahnya yang baik hati menampungku hihihi. Sementara Andika dan Ismul sudah settled dengan urusan kosan, aku menanti Arum dan Putri sekalian kami belanja barang printilan kosan. Dan malam Senin kami nginep di kosan dengan kamar darurat ala kadarnya, semangat ga semangat kerja sih sebenarnya. Tak berhenti sampai di situ kejadian hari ini, aku dan Arum dibuat shock setelah diberitahu mbak kosan harga isi ulang air Aqua di sini 35rebu, maak di Jakarta cuma 15rebu. Shock berat di awal kedatangan :”
Sepinggan!
   Senin di kantor baru ternyata tak semenyenangkan itu, mungkin karena masih anak bawang yang baru datang ya jadi masih agak agak gamang. Ditambah hari pertama masuk tak ada yang bisa dikerjakan. Ada lagi masalah datang setelah sampai kosan, kamar dengan keadaan masih alakadarnya dan rusak saklar lampunya, ditambah telinga berdarah tiba – tiba. Rasanya begini amat ya hidup di perantauan, masih butuh adaptasi karena shock harga, pake acara sakit, mau nangis, pengen pulang, duh cemen banget mental tiba – tiba drop se drop nya. Senin merana dan bokek :”
   Selasa hujan deras di pagi hari dan telinga yang luka dan terasa berat sukses membangunkanku lebih pagi, apapun yang terjadi aku harus ke dokter. Beruntunglah bareng Mbak Resti dan Mas Mo yang dengan legowonya mau mengantarku ke Rumah Sakit. Pelayanan yang lumayan bertele – tele dan poli THT yang belum buka terpaksa membuatku kembali ke kantor karena terlalu lama menunggu. Ada kerjaan dan berkas yang semrawut di pemeriksaan membuat satu jam waktuku di kantor lebih berguna. Karena kerjaan Mbak Resti menumpuk, aku kembali ke Rumah Sakit diantar Galan, dan lagi – lagi antriannya naudzubillah di loket. Di poli THT telingaku dikorek dengan alat besi dan cairan yang rasanya menyakitkan minta ampun. T__T Allahu rabbi sakitnya sampe mewek begini. Nasib begini amat yak baru merantau ada ada aja cobaannya. Ditambah obat tetes kuping yang pecah karena kesampar tangan yang bingung mencari pegangan di kamar mandi waktu pusingnya ga nahan.  Lengkaplah sudah ngenes sampai Selasa di perantauan. Semoga segera ada kabar – kabar baik setelah kejadian – kejadian yang wah selama masa awal datang ke pulau ini.
Assalamualaikum Balikpapan, be nice please..
Your dearest newcomer,
Anggi Restiana Dewi