Sulitnya menjadi bagian dari komunitas bernama STAPALA.Ikut diklat tahun 2011 dan terpaksa berhenti di tengah jalan dan menyisakan sesak rasa melihat kawan – kawan lama dilantik dan bisa leluasa ke posko adalah duka lain yang dirasa selain restu yang tak didapat dari orangtua.
Berbekal iseng tahun 2012 ikut lagi diklat melalui sedemikian proses untuk menjadi bagianmu,STAPALA.
22-25 Maret 2012 setelah dibawa ke lapangan didiklat dalam keadaan “i’m in my period” yang menyiksa akhirnya pertama kali aku dihalalkan masuk posko.Perasaan membuncah memenuhi relung hati sebagai calon anggota,masih calon sih tapi sudah merasa bahagia.Hari – hari masa bimbingan divisi sebagai anak caving kulalui,ramainya riuh suasana posko dengan gerombolan orang main kartu sekedar truff,poker atau sekedar nongkrong selalu bikin kangen.Apalagi angkatanku yang jumlahnya bejibun dan kebanyaakan tingkat 3 menambah ramai suasana.Dan setelah resmi jadi anggota 22 April 2012 semakin sering keposko,mendengar candaan,pisuhan dan ketawa – tawa kampret ala anak posko,kebiasaan makan rusuh yang khas anak posko banget bikin kangen..
Ada senior -senior yang ngayomi juga bikin betah kaya Kak Palpita sering jadi tempat curhat dan selalu kasih nasehat.Apalagi untuk yang nggak akur satu sama lain.
Setelah kelulusan angkatan 2009,keadaan posko sepi bak rumah tua..hanya sesekali ramai riuh.Sedih,kesepian merasa ditinggal dan selalu membandingkan keadaan bahkan for a moment sempat menghilang dari peredaran anak posko.
Hal ini lumrah terjadi bahkan untukmu sesama anak posko yang terkadang saling bersinggungan satu sama lain seperti yang pernah dikatakan Kak Palpi.Kadang aku lelah menuju tempat yang kita sebut rumah,lelah menjadi bahan tertawaan saat suasana hati tak menentu,lelah melakukan hal baik dan pada akhirnya tak mendapat balas apapun,lelah diabaikan untuk orang yang kita pedulikan.Tapi itu semua warna warni kehidupan di posko ini,ada tawa bahagia,ada kesal dan amarah membuncah datang silih berganti.
Dan sekarang,aku rindu posko yang dulu,aku rindu tawa canda angkatan sebelumku.Merasa ditinggalkan kakak yang satu persatu kembali ke kampung halaman.Mungkin ini karena faktor aku tak punya kakak,mencari kakak dalam organisasi ini :”)
Waktu tinggal sepenggalan lagi kita di penghujung kelulusan,tak ada lagi pengadaan perjalanan seperti waktu dulu,tawa canda bersama di rumah kecil yang kita sebut posko STAPALA.
Tak ada lagi sekedar berbaring di dekat dinding panjat untuk sekedar menonton,memanjat atau menghilangkan kemarahan dengan berdiam.
Semoga apapun yang terjadi,bangunan kecil itu akan tetap kokoh berdiri menjadi saksi tawa canda kita dan tempat dimana manusia – manusia yang telah dipisahkan bermil -mil jarak akan bersatu lagi di bawah atap bangunan rumah kita,Posko 666 STAPALA :”)
This is our second home,posko STAPALA :3 |
Sincerely your part,
Anggi Restiana Dewi “Bangsal” 975/SPA/2012