Balada Anak Motor

   Magang di daerah yang dekat rumah dan bisa ditempuh kurang dari satu jam membuatku memutuskan mending gausah kos daripada ngah ngoh bingung. Secara kebanyakan kosan di Temanggung ga ada tipi, sedih kali, kalopun ada kosannya mahal kan mending nglaju aja jadi anak gaul motor. Rumah di Grabag dan ada tebengan Mbak Nafiz, lumayan daripada sendirian alhamdulillah ada temen berangkat pulang. Jadilah kami tebeng – tebengan sekian bulan, dari November sampai Maret ini masih berjalan.
Jadi pengendara motor dengan kesepakatan dia mengendara saat berangkat dan aku di sore waktu pulang. Tiap hari akrab dengan semburan asap knalpot – knalpot kendaraan yang kami lalui sepanjang jalan Grabag- Temanggung. Jalan raya Secang yang dulu bukanlah yang sekarang. Jalanan yang sekarang banyak diisi truk truk muatan barang yang beratnya berton – ton dan besar tinggi memenuhi jalan. Bagi pengendara motor seperti kami, kena semburan asapnya itu musibah, selain bau dan polusi, menyebabkan kabut asap dadakan dan memecah konsentrasi berkendara. Kondisi jalan yang dulu mulus kini semakin berlubang dan tidak rata, sedihnya kenapa jembatan pantura pake acara rusak segala.
Dilema lain jadi anak gaul motor yang nglaju setiap harinya adalah cuaca. Dari awal OJT sampai sekarang hampir tiap hari hujan.cuaca mendung pun sudah tak asing lagi. Jackpot adalah kalo berangkat hujan pulang hujan, hahaha sedih rek. Sayangnya musim hujan masih berlangsung sampai sekarang, dan entah berakhir tepatnya kapan. Lalu lalang di jalanan setiap hari bukan tanpa gangguan. Beberapa kesialan pun sempat kami alami wkwkk Mulai dari telat ke kantor karena ban sobek sampai kesialan yang terjadi dua hari terakhir ini. Agak geli dan sedih mengalaminya sendiri sebenarnya hahaha
Selasa, 3 Maret 2015 paginya ban motor sempat bocor kata mbak Nafiz, dan apesnya sore kami pulang ban sobek di tiga bagian ditambah hujan deras yang semakin mengguyur kami dengan kejam Hari ter apes dalam sejarah per OJT an, apalagi jas hujanku robek di bagian tengah hahaha aslilah apes tapi geli sendiri. Mampir ke tambal ban yang jaraknya lumayan dan menunggu sejaman :”> Masih menunggu mas – mas tambal bannya beli ban, bongkar dan pasang ban baru, beginilah dua cewek pulang magang basah kehujanan plonga plongo. Sampai rumah hampir isya dan hujan semakin deras mengguyur. Bahkan saking derasnya aku terpaksa membuka kaca helm untuk melihat jalan. Gileee broo, mata pedes banget kena air hujan. Nasib kacamata patah </3 Alhamdulillah sih sampai rumah biarpun kemaleman. Untung dirumah, ada air hangat buat mandi dan dibeliin capcay rebus jadi ga terlalu ngenes.
Rabu, 4 Maret 2015 sepulang kerja tanpa firasat apa – apa, keapesan yang lain terjadi. Belum genap 24 jam ban motor diganti, tiba – tiba ban belakang motor yang sedang melaju dengan santainya ini meletus “Pletak!” Sedikit oleng dan segera menepi alhamdulillah selamat tanpa lecet. Tak perlu usaha keras mendorong motor karena tambal ban hanya berjarak sepelemparan batu. Hahaha lagi lagi nasib kami, beruntung hari ini hujan sempat berhenti. Tambal ban lagi 😀 Astagaa, ini beneran lah ya dua hari berturut – turut balada jadi anak motor begini nih.

Semoga segera prajab dan penempatan yah, sudah mulai jenuh tiap hari diguyur hujan di jalanan. Pak Menteri ditunggu SK nya Pak ^^v

anak gaul motor,
Anggi Restiana Dewi