Nostalgia Anak Kereta Jakarta Jogja ~

view from the train

     Sebagai anak rantau dan jauh dari kampung halaman, pulang sekian bulan sekali adalah salah satu hiburan setelah pusingnya ujian selama masa kuliah. Lumayan di kampung halaman mengisi waktu bosan selama liburan dengan touring bareng anak anak se daerah jadi hiburan tersendiri. Dan kala itu kereta adalah salah satu moda transportasi andalan meskipun masih harus sambung menyambung dengan bus untuk sampai Magelang, yang tiada stasiun kereta sama sekali. Promoan yang paling murah sekali naik kereta Jakarta Jogjakarta kelas ekonomi bahkan pernah kudapat seharga 35 ribu rupiah, how cheap. Memang masa masa keemasan jaman kuliah, kereta menjadi salah satu transportasi andalan, apalagi untuk pendaki dan traveler budget pas pasan sepertiku. Maklumlah namanya juga mahasiswa, bahkan naik kereta sampai Malang pun ditempuh demi bisa naik gunung sampai pantat tepos rasanya puluhan jam di kereta. Sayang lah kalau naik pesawat wong waktu luang masih banyak.

salah Stasiun, what a shame ~

Semenjak tiga tahun yang lalu, penempatan kerja di luar Jawa semakin membuka mata bahwa pembangunan di negeri ini memang belum rata, bayangkan aja yang punya kereta baru sebagian besar di Jawa. Pembangunan jalur kereta di luar Jawa mah entah kapan terlaksana. Oiya, aku pindah ke kota Balikpapan karena SK, anggep aja My Job My Adventure. Melalui surat penempatan kerja inilah aku mulai mengenal Pulau Kalimantan meskipun belum sebagian besar dikunjungi. Well, tiga tahun lumayan lah ya untuk kangen naik kereta api antar provinsi setelah sekian lamanya ke mana mana adanya pesawat.
Sekali waktu akhir Januari ke Jawa setelah ada tugas negara sayang rasanya kalau ga sekalian naik kereta. Bermodalkan 270ribu, dapatlah tiket Jakarta Jogja kelas bisnis yang kan membawaku kembali pulang. Murah banget kan dibandingkan dengan harga sekali flight naik pesawat, alhamdu lillah ~ Seusai diklat dan solo trip Thailand berakhir, lanjut perjalanan naik kereta semacam mengobati kangen. Ya gimana ga kangen di Kalimantan gaada kereta. Tapi drama mau pulang pesawat landing terlambat dari yang seharusnya dan lewat tengah malam baru sampai di Jakarta pun mau tak mau memaksaku tidak tidur daripada ketinggalan kereta.

Stasiun Kereta Api Senen, Jakarta one rush morning

Jumat 16 Februari dinihari aku sampai di Rawamangun untuk mengambil sisa barangku di kosan Arum yang sudah dulu pulang ke Magelang malamnya. Belum sempat merem packing dan langsung bergegas menuju Stasiun Gambir, kebodohan terjadi. Ternyata aku salah stasiun, malu ga sih lu udah ngantri check in tiket ditolak dan waktunya mepet. Deg degan lah udah pesimis kereta ga bakal terkejar kaya kamu, ditambah gocar yang terjebak nostalgia di arus mobil keluar di Gambir menguji kesabaran. Eh tapi namanya rejeki memang ga kemana ya, pas banget setelah masuk Stasiun Senen print tiket lari ke gerbong lima hamdalah bisa duduk tenang dan kereta berangkat. Terharu :””””
Perjalanan dengan kereta ditempuh selama 8 jam 20 menit dari pukul 06.15 hingga 14.35 siang.
Selama perjalanan dengan kereta ini rasanya takjub, wih pelayanannya udah kaya di luar negeri, pronounciation pembaca pengumuman kereta dari loudspeaker pun sangat fasih, ada “pramugari” khusus di kereta juga, bahkan makanan yang dijual di kereta juga cukup beragam, ditambah pemandangan dari kereta yang melintasi daerah daerah di Jawa ini kebanyakan pemandangannya kebon, sawah dan rumah rumah penduduk membuatku semakin kegirangan. Ya Allah ndeso banget rasanya naik kereta ini, mungkin karena sudah lama ga naik kereta kali ya. :”””

makanan di kereta api Fajar Utama, fine enough huh?

 

   Soal kebersihan toilet di kereta pun, lumayan lah ga terlalu jorok, ditambah tissue juga selalu tersedia. Lumayan lah ketika bosen ke gerbong “kantin” sekedar ngopi ngopi atau makan mie instan, bosen tidur lagi lumayan membayar hutang tidur karena sejak dari Bangkok baru sekedar merem merem ayam di pesawat. Agak bosan sih, udah merasa tidur lama eh masih belum sampe juga hahaha, efek lama ga pernah naik kereta nih. Bingung ~

 


Sampai di Jogja dan harus terjebak kemacetan long weekend sebelum sampai rumah yang di ujung desa di Magelang, hujan deras mengiringi perjalanan pulang yang cuma sebentar ini. Eh baru sehari di rumah buat tidur hibernasi ada aja kejadian adek kecelakaan. Dan besoknya kondangan ke nikahan sohib jaman SMP sebentar , mampir ke Rumah Sakit lagi sebelum terbang ke Borneo lagi. Jadilah pulang kampung ini cuma mampir saja, merantau lagiii ~

flying back

Wonder when bisa tinggal di Jawa yang murahnya kebangetan dan bisa pulang naik kereta yang harganya sepersekiaannya tiket pesawat. Wallahu alam ~

Cheers,