The Worst Feeling, Ketinggalan Pesawat

    Pernahkah kalian merasakan perasaan terburuk dalam sebuah perjalanan? Tidak terjadinya hal hal yang diinginkan, terjadinya hal diluar dugaan, termasuk yang menyangkut moda transportasi yang dinaiki. Hal yang sama terjadi padaku, berulang kali. I don’t even know why I’m trapped in another condition like this. Cerita hampir ketinggalan pesawat dan moda transportasi lain beberapa kali terjadi padaku. Dan beberapa kali benar benar ketinggalan. Yang kuduga, ada firasat, maupun tak terduga sama sekali. Cerita ketinggalan pesawat ini tak hanya terjadi sekali dan dengan berbagai latar cerita yang akan kubagikan dalam tulisan ini, beberapa yang terburuk.
Catatan keteledoran yang melekat padaku mungkin membuat sahabat sahabat terdekat tak heran dengan kejadian ini. Kejadian ketinggalan pesawat yang terparah terjadi tahun lalu ketika aku pergi ke India bersama geng trip ku. April 2018 menjadi salah satu trip yang berkesan karena yang terjadi adalah hal hal konyol di luar perkiraan. Dalam trip ini aku ketinggalan pesawat dua kali. Yang pertama bersama serombongan ketika akan pindah ke kota lain, yaitu dari Delhi ke Jaipur. Dan yang kedua ketika aku dan seorang temanku akan kembali ke Indonesia kami tertinggal pesawat dari India.


Suatu pagi yang dingin, kami akan kembali ke Delhi untuk segera melanjutkan trip ke kota selanjutnya, Jaipur. Namun yang terjadi sungguh di luar dugaan, aku dan geng tripku memesan tiket penerbangan langsung dari Delhi ke Jaipur dan pesawat tiba tiba transit di kota bernama Srinagar dalam perjalanan. Dan hal ini mengakibatkan kami tertinggal rangkaian pesawat ke destinasi berikutnya dari Delhi ke Jaipur, konyol sekali. Yang lebih naas adalah ketinggalan pesawat dari Delhi menuju Jakarta. Aku dan seorang temanku, Wildan seharusnya kembali lebih dulu ke Jakarta. Entah naas atau memang sedang sial, kereta yang kami naiki dan konon katanya tak pernah terlambat mengalami gangguan untuk pertama kalinya dan mengakibatkan kami terlambat sampai kota. Untuk memotong jalan kami bahkan melompat dari kereta bersama seorang warga lokal India, berlari menuju jalan raya disertai anjing anjing yang melolong di dekat pemukiman, ngebut naik Uber dan tetap saja keberuntungan sedang menjauh, terduduk lemaslah kami di bangku tunggu bandara. Setelah sekian jam berusaha mencari penerbangan alternatif dan tak kunjung mendapat solusi, tak bisa keluar bandara karena harus menunggu petugas maskapai terkait. Oh well, kami harus tinggal lebih lama, dengan kerugian lebih banyak karena harus membeli tiket lagi.
Dalam sebuah perjalanan, keberuntungan dan kemampuan meminimalisir resiko sepertinya memainkan peranan besar akan seperti apa seluruh perjalanan terjadi. Sudah akan berakhir tahun 2018 ini, semoga tidak ada lagi cerita ketinggalan ketinggalan yang menyesakkan. Tahun 2019 semoga semakin banyak petualangan akan terjadi dan penuh cerita bahagia. :”””””