Travelanggi Turkiye Solo Trip – Part 3 Green Tour Goreme dan Pamukkale One Day Trip

Day 5 Saturday, April 6th 2019
Sudah mengkeret kedinginan dan sekian jam menanti jemputan, ternyata Green Tour agent travelnya kelupaan kalau aku dan dua kakak lainnya ikut dalam trip. Bhaiq, aku udah biasa dilupakan juga sih. Kami bergabung bersama rombongan Green Tour yang akan membawa kami menuju beberapa tempat must visit nya Goreme Capadoccia. Dimulai dari Atay Panorama, Pigeon Valley, Underground City, Ihlara Valley dan makan siang di restoran yang sudah termasuk paket tour.

 

Kak Siska dan Kak Tety bahagia sekali belanja, aku sibuk nengok sana sini melihat pemandangan yang ga kutemui di negaraku, mendengar penjelasan guide kami dengan seksama tentang tempat tempat yang bersejarah. Kunjungan kami pertama menuju Atay Panorama untuk melihat view perbukitan karst, kemudian menuju Goreme Onyx Jewelry demi melihat pembuatan perhiasan khas Turki dan belanja bukan aku yang belanja btw , mengunjungi Derinkuyu Underground City untuk merasakan jalan di bawah permukaan tanah yang dingin menyaksikan peradaban masa lalu, hiking hiking cantik di Ihlara Valley sebelum meninggalkan pinggiran kota untuk mengakhiri perjalanan hari itu. Tour kami berakhir sore hari tepat sebelum aku harus naik bus ku ke Pamukkale. Lelah sekali rasanya berlari lari mengejar bus supaya ga ketinggalan, setelah makan malam yang kecepetan di Restoran Kebab terdekat bersama dua akak cantikku ini. Ketika ke Turkey apalagi  See you Goreme, I’ll continue my way.

the blue eyes, jimat ala Turki untuk tolak sial

the jewelry that will make women drolls, but not me

the gallery

Goreme Onyx Jewelry

when in Selime

be careful when passing the stones

walk around Ihlara Valley

       Aku menggeret geret carrierku menuju Ottogar dekat hostel dan menanti bus dengan tertib daripada ketinggalan lagi. Malam semakin dingin, bus menuju Denizli dengan beberapa kali pemberhentian. Bus – bus di Turki sangat nyaman, tersedia leg room yang cukup lebar, fasilitas yang tersedia juga cukup menghibur, ada tv, tersedia snack dan minuman bahkan petugasnya pun melayani kami layaknya pramugara pesawat terbang. Oiya selama perjalanan bus akan berhenti di beberapa tempat untuk singgah. Perjalanan kali ini aku sempat hampir tertinggal bus karena setengah sadar turun di pemberhentian dan salah mengenali bus. Untung dua orang gadis Brazil yang kutanya tentang pemberhentian mengingatku yang sebelumnya sempat bertanya. Wake up Anggi, wake up.

Pottery Kebab is a must

Day 6 Sunday, April 7th 2019
Pagi pagi sekali aku sampai di Denizli Ottogar, sementara beberapa penumpang yang datang bersamaan memilih turun di Pamukkale. Aku memilih untuk mengganti rencana hari ini dengan tidak menginap di Pamukkale karena ingin segera sampai di Istanbul lagi dalam dua hari terakhirku di Turki. Cuaca Denizli dingin, hari masih pagi, aku segera menuju Emanet untuk menitipkan carrier sebelum menuju Pamukkale. Lumayan beban berat akan berkurang sementara. Aku segera berjalan keluar dari Ottogar dan membeli tiket untuk ke Selcuk dengan kereta. Stasiun kereta hanya berjarak tempuh 300 meter dari terminal bus, yeay tiket sudah aman siap jalan nanti sore ke Selcuk. Sempat kebingungan di awal, seorang polisi membantuku mencari pintu keluar dan seorang bapak di otogar mengantarkanku menyeberang. Sambil ngeteh dan makan roti, aku berkenalan dengan teman – teman baru ku asal Moroko sembari kami menunggu. Let’s enjoy the day trip then Nggi 🙂

the ruins in Hierapholis

Perjalanan menuju Pamukkale hanya 30 menit, bahkan tidak sampai. Tiba di lokasi dan aku segera berpisah dengan teman Morocco ku, Hasnaa. Well jika ke Pamukkale siapkan kacamata hitam ya guys, karena bakal silau banget ketika kalian ke Travertine. Jangan lupa siapkan stamina yang lebih untuk banyak berjalan naik naik ke puncak gunung. Aku berjalan sendirian menyusuri travertine dan Hierapholis City Ruins di kompleks yang sama dengan Travertines. Hal yang paling menyedihkan kemudian terjadi, aku kesandung dan lensa kamera pecah bin patah. Nyesek amat ya Tuhan, pergi sendiri, baru selesai drama hot air balloon, sekarang lensa pecah. Aku duduk sedikit agak lama di Hierapholis Theather sambil melamun dan mengenang jasa kameraku sayang yang sudah dibawa ke mana mana. Definisi sakit tak berdarah yang sesungguhnya adalah kali ini, hampir tiga tahun bersama dan sudah babak belur kameraku di trip India sekarang patah dan pecah lensanya. I’m so brokenhearted dude.

Pamukkale Travertines

Antique Pools

Setengah tak bertenaga aku bergegas turun menuju Antique Pool dan melihat seorang cewek duduk sendirian. Ngobrol ngalor ngidul dan ternyata dia adalah teman sebisku semalam. Betapa girangnya ketemu teman baru, namanya Patricia. Ada satu temannya sedang jalan ke atas komplek area bersejarah, Dayane. Akhirnya kami bertiga jalan bareng menuju Antique Pool dan hanya melihat lihat sekitar karena keinginan kami berenang sirna seketika. Ternyata kami bertiga nyambung dan sangat cocok selera humor dan candaan kami, got new buddies this time yey.  Kami berpisah di Travertine, aku kembali ke Denizli sedangkan mereka akan ke kota Selcuk dari Pamukkale nanti.

the amphitheater

Duduk bersama dua orang mamak – mamak Turki yang tersenyum senyum simpul melihatku sendiri dan paham ketika aku tak bisa membalas obrolan dengan bahasa Turki. Tunggu waktu ya buk, nanti kalo udah ikut suami *apadeh nggik* Kami naik dolmus atau angkot nya Turki bersama hingga Denizli. Sampai dan kebingungan di stasiun Denizli karena tak melihat kereta tujuan Selcuk, aku bertanya ke sana ke sini tapi tak banyak yang bisa memberikan informasi. Jangan sampai kalian ga punya internet ya guys, akan sangat menolong ketika bepergian ke Negara yang mayoritas penduduknya tak berbahasa Inggris. Ingin menangis rasanya nanya sana sini gaada yang mudeng T. T padahal mukanya bule. The art of traveling alone, kesel, gemes, pusing dirasain sendiri ya .  Beruntung aku naik kereta tepat waktu dan berkenalan dengan orang – orang baik dalam perjalanan ini. Anak SMA yang baru kukenal di kereta pun memberiku beberapa petunjuk sebelum turun di stasiun tujuanku.

Cheers,

Travelanggi