Travelanggi Turkiye Solo Trip – Part 6 Rejeki Anak Soleha di akhir Turkey Solo Trip

Istanbul New Airport

Day 9 Wednesday, April 10th 2019
Sayang sekali tak banyak waktu bertemu lagi, hari ini pun kami berjalan bersama ke stasiun. Ternyata tempat kami tinggal jaraknya tak sejauh yang kubayangkan. Kami memilih naik metro, bergandengan tangan, melihat jalanan kota yang basah oleh hujan yang datang pergi sesuka hati. Sedat bekerja, sedangkan aku akan bepergian keliling kota dari sisa waktu yang ada. Kami tak banyak mengambil kesempatan untuk bicara, diam, diam seperti tak rela berpisah cepat. I wish I met you earlier and we can spend time longer. Duh jangan ngomong gitu bang, sedih nih.

ciee yang kangen kalo ketemu metro

I’m saying goodbye Istanbul

tekrar görüşürüz

   Aku turun lebih dahulu setelah berpamitan dan dia melanjutkan perjalanannya, Istanbul hujan lagi. Aku tak sempat mengunjungi tempat yang kurencanakan untuk datangi, sedihnya, tulip Emirgan Park, Topkapi, bahkan belanja untuk oleh oleh pun sebisanya. Setelah Grand Bazaar yang penuh, Spice Bazaar yang kukunjungi dengan tergesa gesa, dan hujan yang semakin deras, pupus harapanku untuk mampir mampir dan membeli barang – barang incaranku. Kembali ke hostel untuk mengambil carrier dan bergegas menuju bandara Istanbul New Airport, perjalanan ke Turki harus berakhir hari ini.

Basah kehujanan setelah antrian yang carut marut mengantre bus shuttle menuju Istanbul New Airport pun tak cukup membuatku nelangsa, berikutnya penerbanganku kembali ke Jakarta ternyata dibatalkan sepihak tanpa pemberitahuan dari Oman Air maupun Turkish Airlines. Aku, yang beruntungnya terlunta lunta bersama Mbak Ita dan Mbak Noni dioper ke sana sini oleh petugas. Turkish Airlines menolak kami untuk check in setelah barisan yang panjang dan mengatakan ini salah Oman Air. Padahal Oman Air tidak ada counter yang tersedia. Kami kembali lagi ke counter Turkish, kemudian kami harus ke bagian ticketing dan mengantri lagi. Akhirnya seorang petugas dari Turkish meminta kami menunggu sampai entah kapan sambil mengkonfirmasi ke pihak Oman Air. Bercanda banget ini ga bisa pulang ya Tuhan. Ada ada aja cobaan ngetrip, untung ngemper bareng. Aku sudah malas pakai sepatu akhirnya ke sana sini dengan sandal hotel.

Day 10 Thursday, April 11th 2019
Tengah malam ada penerbangan Oman Air, kami bertiga bergantian dan complain ke pihak Oman Air. Melihatku yang berpenampilan buluk dan berbaris di kelas bisnis, supervisor Oman Air menghampiri dan bertanya apakah kami benar benar penumpang bisnis. O tentu saja tidak. We’re here to complain sir, kataku galak. Sebenarnya karena sudah lelah, mana mau makan di resto hanya ada di dalam setelah check in sedangkan kami ga bisa masuk, untungnya bisa jajan di coffee stall yang lumayan jauh di ujung, berapa jam kami menahan kantuk menanti kepastian yang tak kunjung datang. Setelah ngobrol dan menjelaskan duduk perkaranya, Oman Air memberi sinyal setuju kepada Turkish untuk meng issued tiket direct flight kami ke Jakarta. Setelah stranded sekian jam akhirnya kami akan pulang jam 2.30 dini hari ini.

Penerbangan dari Istanbul ke Jakarta ditempuh selama 7 jam. Selama penerbangan aku hanya melek ketika waktu makan, rasanya seperti orang pingsan. Capek luarbiasa ya Tuhan. Aku memilih menginap di Jakarta malam ini untuk keesokan harinya mengambil penerbangan ke Balikpapan.

Day 11 Friday, April 12th 2019
Jetlag dan sibuk cengar cengir semalam karena ga kasih kabar ke pacar, pagi ini aku ketinggalan pesawat lagi. Ya Tuhan, ceroboh banget T.T Batik Air senilai 1,4 juta melayang sudah. Akhirnya aku membeli tiket baru dengan SJ Pass ku yang tersisa. Dan beruntungnya ada sodara Stapala ku yang standby membantu, Rangrang. Terharu ya Allah lagi susah begini ada aja temen. Setelah mencoba waiting list Sriwijaya dan terpaksa membolos ngantor hari ini, berhasil keangkut penerbangan ini ke Balikpapan. Selamat berjumpa lagi abang, LDR started! Selamat tinggal Turkish trip, I got many lessons learned but still wish to come back again someday~
Adios, jetlagged girl need long sleep ~