Patah hati, menjadi topik yang tak pernah ada habisnya untuk dibahas apalagi memasuki usia usia 20 an dimana pencarian jati diri dan pasangan hidup masih berlanjut, pencarian yang masih mengombang ambingkan perjalanan sebelum sampai tujuan. Melihat satu persatu teman, sahabat dekat memasuki fase hidup yang belum dimasuki terkadang membawa hati ini merasa sedih. Meskipun juga turut bahagia menyaksikan sahabat dan orang terkasih memasuki fase baru babak hidup mereka. Tentang kisah cinta, patah hati adalah hal yang lumrah dan wajar dialami. Tetapi apakah patah hati hanya masalah sepele? Membaca tulisan “Tentang Patah Hati” nya mas Farchan Noor Rachman , bener banget yang terjadi sering kali disepelekan orang karena patah hati ternyata bisa memiliki efek buruk dan daya tahannya bisa berbeda bagi setiap individu.
Kenapa tulisan ini aku beri judul pernah patah hati? Karena menuju penghujung tahun 2018 ini kuharap tak ada lagi cerita patah hati yang tak perlu karena sudah cukup banyak cerita patah yang tidak perlu terulang kembali. Menemukan pasangan hidup yang baik ternyata tak semudah itu bagi sebagian orang, harus menemukan yang salah berkali kali sebelum menemukan satu yang terbaik di antara yang ada.
Pernah mengalami patah hati yang hebat ga hebat sih, tapi parah dan payah dan menjadi titik balikku sekarang untuk tidak semudah itu jatuh ke kesalahan yang sama. Selama ini selalu menjadi perempuan yang tidak tegas dan dengan mudahnya terombang ambing ke sana kemari, bahkan selalu membiarkan ketidakjelasan terjadi dan tidak ada inisiatif untuk memperjelas keadaan. Salahmu dewe Nggik. And I gotta admit that I was that careless. Patah hati ini memang peran dari diriku sendiri yang selalu tidak tegas mengambil keputusan dan iya iya wae dengan orang yang mungkin pernah disayang. We all have our own weakness in trying to build relationship or relationshit with other human being.
Patah hati awal yang terjadi pernah ketika lembur, laki laki yang pernah menjadi obsesi anak 18 tahun yang dulu lugu ini menikahi wanitanya dan membuatnya banjir airmata yang membasahi laporan deadline nya. Ya Lord, kalau ingat rasanya kok kecil hati sekali patah hati begini. Pernah juga yang sekian lama sudah sangat dekat akhirnya jauh bagaikan orang asing dan tak pernah lagi bertegur sapa. Padahal sayang. Putus komunikasi. Pernah juga yang selalu seiya sekata dan merasa cocok harus berakhir karena tembok tinggi bernama agama. Yang paling parah terjadi beberapa bulan lalu.
Well, level patah hati jaman sekarang adalah ditinggal rabi atau ditinggal menikah. Disadari ataupun tidak hal ini memang menyakitkan dan patah hatiku sampai pada puncaknya beberapa bulan yang lalu. Ga merasakan sedih, mati rasa. Yang kulakukan adalah sering pulang malam dari kantor, entah apapun kulakukan asal ga pulang cepat, dan ga akan ada waktu untuk mikir aneh aneh karena pulang sudah malam dan tinggal makblek merem meskipun tidur ga tenang. Yang selalu dimaklumi dari dulu karena diharapkan menjadi lebih baik akhirnya tumpahlah dan hilang segala kemakluman yang pernah kupunya. Yang kupendam pendam tak pernah kukatakan akhirnya jebol semua. Ada ungkapan, pergilah dalam sebuah perjalanan jauh untuk mengenal watak seseorang dan yang teerjadi adalah sekembalinya dari perjalanan yang kutemukan adalah ketidakcocokan. Segala kepermisive an yang selalu kupunya hilang berganti kecewa dan benci. Yang terasa indah dan menyenangkan akhirnya juga tidak tinggal karena diri ini dianggap hanya sebagai warung kopi, tempat mampir. Susah memang kalau perjalanan dibumbui perasaan, salahmu sendiri Nggi.
Pernah suatu ketika, ga ada angin ga ada hujan, menangis di counter pelayanan, koyo wong gendeng, tengah malam sering kebangun ga nyenyak tidur. Bilangnya aku gapapa kok, ternyata reaksi tubuh memang ga akan bohong. And I finally realize that broken heart I experience is real. Sering pergi, ngetrip kalau bisa selalu mengusahakan setiap weekend ga di kosan, menghindari ngelantur dan mikir aneh aneh. Memutuskan untuk ga ada lagi komunikasi dengan yang bikin patah hati , menghindar, eh sepesawat, eh se eskalator, eh kota domisilinya mendekat. Hidup kadang sebercanda itu ya. Sumpah bercanda banget minta dicengin HAHAHA
Masa pencarian memang penuh warna ya, yang dulu bikin senyum senyum tersipu a#^ sekarang bisa membuatku ngomong “aku wegah nyawang rupamu” . Yang dulu pernah bikin deg degan pun akan mati rasa pada waktunya. Yang pernah membuatmu silap mata setengah hati tergila gila, akan tiada lagi rasa pada waktunya. Namanya juga hati, ga bisa dipaksa. Yang dengan ramahnya menawarkan hati ditolak, yang dengan seenaknya mempermainkanmu kauterima begitu saja. Aku memang pernah bodoh, pernah ceroboh dan pernah patah hati karena bagian kesalahanku sendiri.
Patah hati tak masalah, toh semakin bertambah usia yang dulu menyakiti hati akan biasa saja ketika sudah lewat, yang ada hanya perasaan tenang karena tak lagi terusik oleh hal hal ga penting yang tak terlalu signifikan untuk kelanjutan hidupku.
And to all the girls who’s struggling broken heart, I dedicated my good prayers to all of you. Jangan lelah dan kudu bakoh.
Selamat menjalani hari ,meningkatkan kualitas diri, menjalani hidup dan menemukan dia yang selama ini denganmu saling mencari
Sekian cerita singkat Travelanggi broken heart story nya,
Cheers,
Travelanggi