KEMENKEU MENGAJAR 3 SORONG

    Berbekal pengalaman tahun sebelumnya dalam Kemenkeu Mengajar 2 yang kuikuti di Balikpapan, bergabung dalam kesempatan Kemenkeu Mengajar 3 aku memutuskan untuk memilih kota lain yaitu Sorong. Syukur alhamdulillah kali ini berkesempatan untuk menjadi pengajar setelah perdebatan yang panjang dengan diri sendiri. Memilih lokasi yang jauh dari kota tempatku tinggal plus baru saja kembali setelah tugas ke Jakarta ternyata membawa banyak cerita terjadi dalam Kemenkeu Mengajar kali ini.
Akhirnya menginjakkan kaki di kota di bagian barat Papua ini membawa perasaan bahagia tersendiri terlebih aku belum pernah berada di kota berzona waktu WIT. Setelah menempuh penerbangan sekian jam dan transit tengah malam di Makassar, mutar mutar ke kota thanks to Kak Anda senior wek yang baik hati nemenin ngopi dan Rio, sohib lama yang udah wisuda dari kelajangan anggota geng bullshit, akhirnya transitku di Makassar ga merana merana amat. Sampailah aku di Sorong setelah hampir saja bablas ketinggalan flight. kebiasaan deh Nggik.

    

    Selamat pagi mentari Indonesia bagian timur, terima kasih telah menyambutku yang selalu saja wacana berkunjung ini. Dijemput di bandara, mampir ke kompleks Gedung Keuangan Negara dan mampir ke markas sodara sodara STAPALA batch Sorong, tak perlu khawatir ya ada sodara dimana mana pergi sendiri juga ga sedih sedih amat. Sayang sekali Arum sedang sibuk ujian jadi batal ikut KM 3 bersamaku ke Sorong ini. Malam mingguan di Sorong, ada cafe cafe macam di Jawa dengan live music dan suara vokalisnya yang khas. Duilee, lagunya bagus tentang kisah cinta beda agama nih.
Minggu pun datang, siang kami mengikuti briefing yang diadakan di GKN bersama para relawan dan panitia daerah. Dari berbagai instansi yang ada di Kementerian Keuangan akhirnya kami dibagi ke dalam tim tim dan kelas yang diampu. Well, aku mendapatkan tandem mengajar dari Bea Cukai dan kelas 3 untuk kami ampu. Hujan deras tak henti hentinya mengguyur di kota Sorong, entah apa dari aku datang setiap hari hujan. :”””
Kami mempersiapkan properti untuk mengajar secara mandiri dengan bahan yang kami sesuaikan karena tidak tersedia layar LCD untuk penayangan gambar. Kegiatan kali ini harus lebih menitikberatkan interaksi yang dilakukan pengajar dengan siswa di kelas sehingga nilai nilai dan pesan yang disampaikan melalui KM 3 akan lebih dapat diserap.
Kegiatan kami berlangsung hari Senin, 22 Oktober 2018 secara serempak se Indonesia raya. Tim KM 3 Sorong bersiap menuju Pulau Doom setelah berkumpul di GKN dan memulai perjalanan dari pelabuhan penyeberangan. Menaiki perahu kayu kami menuju pulau yang jaraknya 15 menit dari kota Sorong ini. Senin pagi dan upacara bendera tidak dapat dipisahkan, bergabunglah kami dalam upacara di SDN 05 Inpres ini.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan joget Goyang Tobelo, para guru, relawan dan siswa berjoget sukacita. Ajib banget adek adek SD Inpres lebih jago bergoyang ketimbang kami, yaiyalah ya :”
Mulailah kami masuk ke kelas masing masing, kelasku adalah dua kelas gabungan kelas 3 SD. Anak anak yang sebagian super aktif dan banyak polah adalah tipe siswa yang kami ampu, berbagai karakter mengisi kelas yang jumlahnya sekitar 60 siswa ini. Tanpa alat bantu visual, kami membuat permainan se interaktif mungkin, berinteraksi seintens mungkin dengan adek adek di kelas. Penjelasan dan nilai nilai yang kami tanamkan lebih kami lakukan dengan metode bermain sambil belajar, bernyanyi bersama hingga bermain peran melalui role play. Reward yang kami berikan bagi siswa dengan nilai terbaik adalah dipakaikan kostum Petugas Bea Cukai, demi mengurangi bentuk pemberian barang dan menghindari hal hal yang tidak diinginkan melalui hadiah. Mengajar mereka satu hari, menyaksikan bagaimana tingkah polah anak SD yang senang bermain, mulai bosan ketika hal terlalu serius, berantem di kelas dan ribut sendiri, menangis kencang hingga kewalahan bagaimana menghadapi mereka, memberikanku pengalaman yang tak kudapat di tempat lain mungkin.

    Anak SD memang sedang aktif aktifnya berkembang, bahkan di kelas tak hanya satu dua yang berantem karena hal sepele, tak jarang juga kelas menjadi tidak kondusif begitu aku dan tandemku, Ibnu sedang mempersiapkan properti mengajar. Begitu selesai kelas kami berkumpul untuk evaluasi dan makan siang, adek adek ini tak rela melepaskan begitu saja. Bahkan sampai para relawan lain tertawa ketika mereka nggelendot tidak mau ditinggal dan mengawalku kemana mana. Kak Anggi dicariin dedek dedeknya tuh, wah yang fansnya banyak,Kakak jangan pulang kak, tak jarang para relawan lain iseng bercanda kepadaku saking mereka begitu lengket tak mau lepas. Bahkan ketika pulang aku ramai ramai diantarkan hingga ke pelabuhan, tak jarang pula mereka yang meminta tanda tangan, nomor telpon dan bahkan menangis kencang ketika aku pamitan. Begitupun para pengajar lain, adek adeknya juga lengket tak mau lepas.
Meninggalkan Pulau Doom dan pulang dengan kepuasan batin karena ya ternyata kegiatan kami ada manfaatnya. Semoga menjadi orang orang sukses sesuai impian kalian ya adek adek. Suka sedih kalau ingat banyak mereka yang hanya tahu Pulau Papua dan tidak familiar dengan pulau lainnya di Indonesia. Semoga akan banyak kesempatan untuk bepergian dan belajar di luar pulaumu ya dek, biar bisa semakin membangun kampung halaman nantinya setelah kembali.
Kembali ke hotel dan demam tinggi hingga sempoyongan, aku terpaksa menuju klinik terdekat sebelum refleksi KM3 dilakukan di tempat makan terdekat di kota. Panik karena pagi sempat digigit nyamuk dan dokter yang khawatir kalau aku terkena malaria pun akhirnya membuatku melakukan tes darah demi menghindari yang tak diinginkan terjadi.
Keesokan harinya Selasa pagi aku bersyukur hasil tes malariaku negatif, sarapan bersama sodara sodara STAPALA ku dan berfoto di tulisan Sorong City sebelum terbang kembali ke Balikpapan. Meskipun tidak bisa ke Raja Ampat aku bersyukur mengikuti KM 3 Sorong ini dan banyak mendapatkan teman baru dengan pengalaman baru di kota bagian barat Papua ini.
Dengan kondisi badan drop sempoyongan, akhirnya sa kembali lagi ke Balikpapan.
Sampai jumpa lagi Papua, Raja Ampat next ya ~

Cheers,

Travelanggi