Canopy Bridge Bukit Bangkirai, finally unlocked!

    Hello Canopy Bridge, setelah sekali gagal sampai di Bangkirai karena motor kepleset dan nyungsep akhirnya kali kedua datang berhasil sampai lokasi. Yeaay! Setelah janjian yang ga tentu keputusannya karena ada sebagian yang fix, ada yang berhalangan ikut dan ada calon peserta yang cuma omong doang. Berangkatlah kami seadanya, setelah nambah satu peserta dadakan yang langsung fix ikut dan bisa diajak kerja sama. Minggu jam 9 pagi aku, mbak Rest, Icang,Udik dan Mas Angga berangkat ke Bangkirai sesuai rencana, walaupun dengan sisa – sisa kecapekan karena acara ICV sebelumnya. Bismillah!
Hello Canopy Bridge, after once failed to go to Bangkirai caused by the slippery track that made us fall down and this second time we finally made it. There were the ones who couldn’t join the trip, there were also the big mouth ones but not even joining. There we go, after getting one more sudden member and go as planned. Sunday 9 a.m me, mbak Rest, Icang, Udik, and Mas Angga went to Bangkirai, although we were deadly tired after ICV. Bismillah! 

Tepat dua jam perjalanan dari pusat kota ke Bangkirai kami tempuh, touchdown yeay! Sampai sebelum dhuhur dan cuaca belum mendung lagi akhirnya kami berhasil juga ke Bangkirai. Dengan tiket seharga …. Dan… untuk melintasi Canopy Bridge, trekking masuk ke hutan sekitar 15 menit ini lumayan membuat kami berkeringat. Pemandangan hutan sepanjang jalur masuk ke Canopy Bridge sangat menyenangkan, walaupun ini bukan naik gunung tapi masuk ke hutan – hutan seperti ini rasanya bikin bahagia. Kanan kiri terlihat banyak pepohonan tinggi khas hutan Kalimantan, banyak pohon Bangkirai (yang diambil jadi nama tempat ini), banyak pula jenis pepohonan yang menjadi pohon adopsi. Pengen ngadopsi pohon juga tapi ndak tau caranya, could somebody tell me?

  Two hours exact time we spent to reach Bangkirai from the city, touchdown yeay! We reached the place before dhuhur and the weather still nice finally we made it to Bangkirai. With k entrance tiket and k for the Canopy Bridge, trekking into the forest about 15 minutes successfully made us sweat. The view along the entrance trek to Canopy Bridge was great, although it’s unlike mountaineering but going to forest like that made me really happy. There were many high  Kalimantan trees, many Bangkirai trees (which was taken as this place name), there were many adopted plants too. Wanna adopt one too but I don’t know how to do so, could somebody tell me?

   

 

Oiya, bagi yang iseng dan tangannya suka usil harap hati- hati karena di lubang pepohonan sering ada ularnya. Beberapa pohon sudah ditulisi peringatan, yang penting jangan usil dan tetap seperlunya. Antrian untuk melintasi jembatan gantung ini tak terlalu banyak untungnya, walaupun ada rombongan lain yang  berlama – lama tak mau gantian kloter selanjutnya waktu kunjungan kami tampaknya belum sampai puncaknya. Sempat agak kesal karena rombongan sebelum kami yang lamaaanya minta ampun, ditambah vandalisme di kayu – kayu canopy bridge ini rasanya #kretek bikin hati ini retak karena emosi. Kalo nggak bisa ngerawat please atuh jangan ngerusak, setidaknya biarkan aja sebagaimana adanya.

   Canopy Bridge ini terdiri dari beberapa bagian yang saling menghubungkan satu pohon ke pohon lainnya dan hanya boleh dilewati satu per satu orang di tiap jembatannya. Sebenarnya ketinggian adalah salah satu phobia dari beberapa yang kupunya, alhamdulilah sih walaupun jalan timik – timik aku berhasil melewati jembatan – jembatan gantung itu. Dan ketagihan, tapi kami hanya sekian menit di atas, jalan melewati jembatan, foto – foto, menikmati pemandangan hutan dari ketinggian. Subhanallah bahagia rasanya menatap hamparan pohon dari ketinggian. Semoga kebakaran – kebakaran hutan tidak terjadi lagi ke depannya ya. Katanya paru – paru dunia masa bopengan, kan ga keren.
   Canopy Bridge consist of several parts that connect one tree to another and only one person allowed each when passing through the hanging bridge. Actually height is one of my phobia, Alhamdulillah walking slowly and I could pass all of them. And addicted, but unfortunately we only crossed the bridge in several minutes, taking pictures, enjoying the forest view from heights. Subhanallah I was really happy to see the view. Hope that there’s no more forest burnt in the future. It’s totally uncool seeing the world’s lung being burnt that way.

 

Setelah naik jembatan gantung kami tak langsung pulang, tapi trekking ke kebun anggrek dan kebun buah yang ternyata kering -__- Ya ampun sudah sejauh ini kami jalan, tapi lumayanlah sudah lama ga trekking keluar masuk hutan. Keringat bercucuran, gambling jalan keluar untung ketemu jalur yang benar, pulanglah kami dengan perut keroncongan dan langit yang mulai mendung .
After passing the Canopy Bridge, we didn’t go home right after but walked along the trek to orchid and fruits area that turned out to be dry. -___- We’ve walked that far, good enough for me since long time no trekking into the forest. Sweating, gambling to decide the way home and there it was the right track, we went home starving and the sky started to turn dark


 

 

 

Rencana bablas ke pantai kota sebelah batal karena waktu dirasa mepet, pulanglah kami dengan banyak pikiran dan cucian. Nyuciin mobil, sholat, pulaaang.
Our beachwalking plan was being pushed back since we’re running out of time. We went home with many things in mind and clothes waiting to be done. Washed the car, prayed, went home right after.
See you the in another trip  we’re going to have fun ~
Kissbye,
Anggi Restiana