Ramadhan Weekend Getaway di Pulau Bangka

   Bermodalkan tiket Sriwijaya Pass yang akan kupakai pertama kali, weekend getaway di tengah puasa Ramadhan pun akhirnya kuhabiskan di Bangka. Ain’t it a nice thing to do? Menghabiskan waktu puasa di Pulau lain di mana sahabatmu berada sekaligus mengunjungi tempat – tempat wisata yang belum pernah dikunjungi sebelumnya kali ini terasa menyenangkan. Awal Juni lalu selepas hari kerja yang melelahkan dan setelah transit di Jakarta, sampailah aku di Bangka dan dijemput Nesty yey. Sambil menunggu Dek Dinta kami berjalan menuju Bangka Botanical Garden dan berkeliling kota di tengah rintik – rintik hujan yang semakin deras.

a little driving away outside the city

menyusuri jalanan Pangkal Pinang di sore hari menjelang magrib

 Selama di Bangka berikut tempat tempat yang kami kunjungi :

1. Bangka Botanical Garden
Salah satu destinasi andalan kota Pangkal Pinang ini merupakan tempat pengembangan holtikultura, peternakan, penyediaan bibit dan pakan yang memanfaatkan sisa sisa lahan eks tambang timah dan lahan kritis yang dipergunakan sebagai percontohan yang dilakukan pihak swasta dalam pemanfaatan lahan. Bangka Botanical Garden juga mudah dijangkau dan letaknya tak jauh hanya 7 km dari Bandara Depati Amir. Namun karena akses yang terbatas pengunjung lebih disarankan membawa kendaraan pribadi. Letak BBG ini juga tak terlalu jauh dari Pantai Pasir Padi.

deretan pepohonan di Bangka Botanical Garden

2. Pantai Pasir Padi
Pantai yang menghadap ke Laut Natuna ini memiliki garis pantai sepanjang 100 hingga 300 meter sepanjang pantai. Pantai Pasir Padi berlokasi tak jauh dari Bangka Botanical Garden dan dapat ditempuh dengan jarak hanya 7 km dari bandara. Pengunjung dapat menikmati pemandangan laut berpasir putih sepanjang garis pantai.

3. Puri Tri Agung
Berlokasi menghadap Laut China dengan pemandangannya yang elok, Puri Tri Agung menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi ketika datang ke Bangka. Pafoda Puri Tri Agung ini dibangun dengan tujuan mengenalkan Pulau Bangka yang menerima keberagaman, terlihat dari arsitektur bangunan yang kental dengan ajaran Tri Darma agama Budha. Pengunjung datang tak hanya yang ingin beribadah dan dari Bangka sendiri, banyak pengunjung datang dari luar daerah untuk menyaksikan bagaimana bangunan yang dibuat selama belasan tahun ini kokoh berdiri di tengah keberagaman yang tumbuh di Bangka.

salah satu tempat bersembahyang umat Budha Tionghoa di Pulau Bangka

dupa dupa yang dibakar ketika berdoa di Puri Tri Agung

boleh melihat ketika sembahyang tapi jangan buat gaduh dan melewati batas ya guys

4. Pantai Batu Dinding Belinyu
Terdapat batuan granit setinggi 15 meter dengan bebatuan sekitarnya yang kokoh berdiri inilah yang menjadi sejarah kenapa pantai ini dinamakan Pantai Batu Dinding. Pantai Batu Dinding merupakan pantai yang ditemukan oleh Bapak Rivai, pemilik cottage yang terletak di ujung jalan menuju pantai ini. Menurut cerita beliau pantai ini ditemukan oleh beliau dan teman teman yang menggali bebatuan di sekitar dan akhirnya dikembangkan seperti sekarang. Sayang sekali tak banyak pengunjung yang menaruh perhatian pada beliau untuk sekedar mampir mendengarkan cerita dan hanya datang untuk berfoto kemudian pergi. Jangan lupa mampir ya guys ketika datang ke sini, Pak Rivai akan sangat bahagia mendapat pengunjung lagi.

with Nesty and Dinta, my STA sisters

enjoying the not so crowded beach

5. Pantai Penyusuk, Pulau Putri Belinyu
Berlokasi di Belinyu, Pantai Penyusuk memiliki pemandangan yang indah dan selalu jadi favorit para pengunjung yang datang dan tak hanya dari Bangka dan sekitarnya. Ada lima pulau yang terletak di area Pantai Penyusuk dan Pulau Putri salah satunya. Dengan jarak 25 km dari pusat kota, Pantai Penyusuk bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi selama kurang lebih 2,5 jam. Sedangkan untuk menuju Pulau Putri pengunjung bisa naik perahu selama kurang lebih 7 menit penyeberangan dengan ongkos Rp 25.000/ orang. Karena kami datang di waktu yang cukup mepet, hanya sejam kami menikmati keindahan Pulau Putri dan segera kembali ke tepian sebelum hari gelap.

where are we heading?

Pantai Penyusuk

gadis gadis petualang bersama bapak pemandu perahu

6. Makan otak otak Bangka, Martabak Bangka dan Mie Bangka
Kembali ke kota Pangkalpinang dan hari sudah petang, kami sempat mampir untuk membeli otak – otak asli Belinyu yang terkenal enak. Mampirlah kami membeli otak – otak untuk bekal buka puasa di jalan. Dan malamnya kami menuju kedai martabak yang wajib dikunjungi jika ke Bangka. Dua makanan yang tak boleh terlewat bagi setiap pengunjung.

oleh oleh khas bangka ~

the famous otak otak Belinyu

7. Kedai Kopi Tung Tau
Ke Bangka tanpa mencoba kedai kopi legendaris satu ini kurang rasanya. Kedai Kopi Tung Tau yang berdiri sejak 1938 ini menjadi bukti bahwa budaya minum kopi sudah terbentuk di Bangka Belitung. Kedai kopi Tung Tau yang pertama didirikan berada di Sungai Liat dan cukup jauh dari Kota Pangkal Pinang. Meskipun demikian kita tak perlu khawatir karena cabangnya sudah mulai banyak yang terletak di kota dan buka hingga 24 jam. Jadi ketika ke Pangkal Pinang jangan lupa mampir dan mencicipi kekhasan kopi ala Tung Tau.

8. Danau Kaolin Air Bara
Yang paling wajib dikunjungi ketika berkunjung ke Bangka adalah objek satu ini, Danau Kaolin. Danau yang terbentuk dari bekas galian kaolin ini memiliki dua warna, biru dan hijau yang akan terlihat gradasi warnanya ketika hari makin siang. Pemandangan yang terbentuk tidak secara alami ini tak kalah indah dari danau danau alami lain. Danau Kaolin yang terletak di Desa Air Bara ini dapat ditempuh dalam waktu satu jam saja dari pusat kota Pangkal Pinang dan tidak dipungut tarif khusus untuk masuk ke objek wisata ini, hanya uang parkir dan pengunjung bisa memasuki areanya. Jika ingin berkunjung dan suasana tak terlalu ramai datanglah pada pagi hari sepertiku yang waktu tersisanya hanya sedikit dan sudah harus segera pergi.

the famous Kaolin Lake

the green ~

blue ~

Meskipun harus transit lagi dan lagi ke Jakarta, perjalanan long weekend di bulan Ramadhan ini termasuk berfaedah untuk liburan singkatku menuju bagian barat Indonesia. Till we meet again, another SJ Pass destinations.

Cheers,

Travelanggi